PERKUTUT BURUNG ISTIMEWA
?PERKUTUT | ||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
![]() | ||||||||||||||
Status konservasi | ||||||||||||||
Klasifikasi ilmiah | ||||||||||||||
| ||||||||||||||
Nama binomial | ||||||||||||||
Geopelia striata (Linnaeus, 1766) |
Morfologi
Ciri Morfologisnya :- Burung perkutut bertubuh kecil.Panjangnya berkisar antara 20-25 cm.
- Kepalanya membulat kecil,berwarna abu-abu.
- Paruhnya panjang meruncing dengan berwarna biru keabu-abuan.
- Mata burung perkutut bulat dengan iris berwarna abu-abu kebiru-biruan.
- Lehernya agak panjang dan ditumbuhi bulu-bulu halus.
- Bulu disekitar dada dan leher membentuk pola garis melintang berwarna hitam dan putih.
- Bulu yang menutupi badan perkutut berwarna kecokelatan.
- Pada bulu sayap terdapat garis melintang berwarna cokelat tua.
- Bulu ekornya yang juga berwarna cokelat agak panjang.
- Jari-jari perkutut berjumlah 8 dengan kuku-kuku yang runcing.Jadi jumlah jari sebelah kaki adalah 4.
- Tiga dari empat jarinya ada di depan dan sebuah jari di belakang.
- Jari-jari perkutut berguna untuk bertengger
MITOS
Burung bisa memberi peringatan pada manusia tentang suatu peristiwa yang akan terjadi. Jika burung perkutut berbunyi pada malam hari, itu pertanda anda akan menemukan musibah besar. Namun kalau burung perkutut berbunyi pada pagi hari, berarti kebaikan akan menyertai langkah anda dan kalau burung perkutut anda mati tanpa sebab, itu berarti burung perkutut anda rela menjadi tameng anda, kematian burung secara tiba-tiba disebabkan adanya orang yang mau berbuat jahat terhadap anda dan burung tersebut menjaga nyawa anda dengan mengorbankan dirinya. Maka dari itu mengapa harga burung perkutut sangat mahal, karena selain suara burung ini pun dipercaya mempunyai unsure mistis yang dapat melindungi..

BURUNG PERKUTUT DALAM KEHIDUPAN MANUSIA DAN ALAM SEKITARNYA
Sejak jaman dahulu kala burung perkutut sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Jawa, burung perkutut merupakan salah satu klangenan yang memiliki suara yang khas dengan suaranya yang, merdu mendayu – dayu, enak didengarkan.
Namun pada masa itu burung perkutut masih sebagai klangenan bagi kaum bangsawan saja, terutama bangsawan Kraton Ngayogyakarto Hadininggrat. Dengan demikian burung perkutut merupakan salah satu hewan yang mempunyai daya Magis dan Kharisma tinggi bagi pemiliknya.
Di Jawa, burung perkutut juga termasuk salah satu rerangken ( rangkaian ) di dalam falsafah Jawa.
Falsafah Jawa yang dimaksud di atas ‘Ponco Broto’ yaitu :
1. Wismo ( Rumah )
2. Garwo ( Istri )
3. Turonggo ( Kuda )
4. Kukilo ( Bururng )
5. Curigo ( Keris )
Kukilo yang dimaksud disini adalah burung Perkutut bagi kehidupan manusia, Maka penjelasan di tulisan ini hanya sekitar perkutut dan rentetnya.

Dahulu konon kabarnya ada mitos bahwa burung perkutut ada dua ( 2 ) jenis ( kriteria ) burung perkutut yang baik untuk dipelihara dan juga ada burung perkutut yang tidak baik untuk dipelihara.
Burung perkutut yang Baik untuk di pelihara antara lain :
a. Perkutut Satrio Pinanjungan : Perkutut ini yang ada Bulu Putihnya di atas ke dua kelopak matanya.
b. Perkutut Rojo Wono ( Kembar ) : Yaitu burung perkutut yang mempunyai Bulu Lurik di dadanya antara kiri dan kanan nyambung serta menyatu tidak putus.
c. Perkutut Gendong : Yaitu burung perkutut yang ada Bulu Putihnya tepat di atas punggungnya.
Ketiga jenis burung perkutut diatas Baik untuk di pelihara yang senantiasa akan membawa ketentraman dan mendatangkan rezeki bagi pemiliknya.
Sedangkan burung perkutut yang kurang baik untuk di pelihara antara lain :
a. Perkutut Buntel mayit : Yaitu burung perkutut yang bulu ketiaknya ada satu bulu putihnya.
b.perkutut Bromo Sulur : Yaitu burung perkutut ini kalau malam hari di duburnya ada Phospor semacam cacing yang berwarna ke merah merahan seperti bara api.
c. Perkutut Sogok ( Sujen terus ) : Burung perkutut ini salah satu bulu ekornya berwarna putih.
d.Perkutut Bromo Kokop : Burung perkutut ini air minumnya selalu habis.
Konon kabarnya jenis burung perkutut tersebut di atas jika dipelihara akan mendatangkan petaka.
Namun dengan kemajuan jaman yang semakin modern, mitos tersebut makin hilang. Justru sebaliknya sekarang burung perkutut selain menjadi Maskot Daerah Istimewa Yogyakarta juga telah memasyarakat menjadi klangenan dari kelas bawah sampai kelas atas di seluruh negeri ini.
Disamping menjadi klangenan atau binatang peliharaan, burung perkutut justru dapat menjadi ajang bisnis yang menggiurkan dengan nilai ekonomi yang tinggi mencapai ratusan juta rupiah.
Berbicara masalah burung perkutut beberapa dampak positif akan kita dapatkan antara lain :
(1.) Sektor pertanian (2) Sektor pariwisata (3) Sektor ketenaga kerjaan
Penjelasan.

ad 1. Sektor Pertanian
Didalam sektor pertanian sekarang ini ada banyak petani yang beralih membudidayakan (menanam) Milet dan juga Gabah Bangkok untuk makanan burung perkutut ( karena sebagai makanan pokok perkutut ). Dengan menanam kebutuhan pakan perkutut ini ,Kalau di hitung secara ekonomis hasilnya akan lebih banyak, bahkan bisa 2 atau 3 kali lipat jika di banding dengan menanam tanaman yang kurang produktif lainnya, sehingga otomatis bagi petani akan mempunyai penghasilan yang lebih meningkat dan bertambah kesejahteraan keluarga bila menanam bahan pakan perkutut tersebut.

ad 2. Sektor Pariwisata
Bilamana diadakan lomba ( Konkurs ) burung perkutut di suatu daerah, misalnya Hamengku Buwono Cup di Yogyakarta para peserta dari berbagai daerah semisal : Jawa Timur, Madura, Jawa Barat, Jakarta, Lampung, Palembang akan berbondong – bondong datang ke Yogya untuk mengikuti konkurs ( lomba ) tersebut. Secara otomatis Penginapan dan hotel atau peternak perkutut akan bayak kedatangan tamu yang membawa rezeki di Yogyakarta,yang akan penuh pengunjung. Belum lagi bagi peserta yang berkantong tebal dengan mengajak keluarga untuk mengunjungi daerah – daerah wisata misal Candi Borobudur, Prambanan, Kaliurang dan belanja di Malioboro dengan membelanjakan uang mereka dengan membeli oleh – oleh atau kebutuhan yang lainya, sehingga sektor pariwisata akan tampak ramai dam mudah terwujud. Begitu juga sebaliknya kalau ada lomba ( konkurs ) di daerah lain seperti Jakarta, Taman Mini, Surabaya, Madura dan sebagainya akan timbul hal yang sama. Nah dengan melihat prospek ini semestinya dunia perkututan akan semakin menggema.

ad 3. Sektor tenaga kerja
Dewasa ini penggemar perkutut sudah semakin luas dalam mengelola peternakan perkutut yang mengarah lebih profesional maka, Dengan maraknya para penggemar burung perkutut ditanah air, akan semakin semarak pula dalam merekrut,tenaga kerja yang cukup banyak, sehingga dampaknya peternak perkutut juga semakin serius dan berkembang. Tiga (3 ) tahun tahun ini khususnya DIY telah bermunculan para peternak mencapai 150 an lebih tersebar di 5 wilayah, bak jamur di musim hujan. Nah dengan banyaknya peternak tersebut pasti akan mengembang di seluruh Indonesia,berkembangnya ini perlu disambut secara positif. Dengan demikian usaha ternak perkutut jelas berdampak mengurangi pengangguran di Indonesia, yang dirasa makin sulit dan sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang layak sesuai dengan disipilin ilmu & pendidikan formal yang ada.
Dilain sektor, contoh Pengrajin sangkar juga dapat meraup rejeki dari hasil membuat karyanya karena usahanya dipakai para peternak perkutut, hal ini karena sebagai mata rantai, dan lingkaran yang tak dapat dipisahkan antara satu dan lainnya. Tak dapat dipungkiri akhirnya juga akan membutuhkan tenaga dan karyawan yang saling membutuhkan pula. Dengan meluasnya penggemar dan peternak burung perkutut juga dapat membantu Program Pemerintah disektor peternakan dan kerajinan, sehingga dengan melubernya lapangan kerja dari sektor ini, sepatutnya untuk di beri pengarahan yang lebih positif, karena telah nyata dan jelas mampu menumbuh kembangkan usaha secara berkesinambungan. Dilain itu bagi peternak burung perkutut dan juga peternak yang lainnya bilamana di imbangi sarana dan prasarana yang didukung management secara benar Insya Alloh akan mendatangkan rejeki yang melimpah. Amienn.
penggemar yang masih baru umumnya kurang tau persyaratan yang diperlukan untuk mendapatkan calo penyanyi yang bermutu. akibatnya, setelah burung dirawat baik-baik dalam waktu cukup lama, ia menjadi kecewa. harapan semula akan mendapatkan burung bersuara merdu,ternyata suaranya kecil, iramanya tidak bagus, anggungannya monoton, sehingga membosankan didengar.
Bagi penggemar yang memiliki cita rasa "seni suara perkutut" yang baik, pengalaman serupa itu jelas tidak menyenangkan. merawat bakalan sampai menjadi perkutut yang rajin manggung tidaklah muda, karena membutuhkan perhatian, waktu, tenaga, dan biaya yang tidak sedikit. lebihparah lagi kalau bakalan dulu dibeli dengan harga mahal pula.
Harus Jantan:
Perkutut yang rajin berbunyi dan manggung dengan baik hanyalah yang jantan.di alam bebas, anggungan burung jantan diperdengarkan untuk memikat calon pasangan betinanya.
Jadi bakalan yang akan dipilih dan dipelihara sebagai burung penyanyi haruslah yang jantan. perbedaan kelamin jantan-betina pada perkutut muda, bisa diketahui dengan merabah supitnya (tulang yang terletak di bawah dubur dan di antara pangkal paha).caranya, tubuh burung dipegang dengan tangan kiri, lalu diraba tulang supitnya dengan telunjuk kanan atau ibu jari.kalau bagian supit itu terasa sempit dan keras, tak diragukan lagi, pasti burung jantan kalau terasa renggang dan empuk, pasti burung betina. selain itu bentuk kepala burung jantan umumnya agak besar, lonjong memanjang, dan betinanya kecil agak membulat.
Mendapatkan burung jantan saja belum cukup. untuk mendapatkan calon penyanyi yang baik masih diperlukan sejumlah persyaratan, antara lain ciri-ciri berdasarkan katuranggan dan ciri mathi. umumnya bakalan perkutut belum berbunyi yang bisa diharapkan jadi burung penyanyi, tanda-tandanya sebagai berikut:
Kepala. bentuk agak lonjong memanjang (oval melancip seperti buah pinang muda) matanya bersinar ceriah, terang (warna biru muda atau coklat muda), titik hitam pada bola mata besar, bening. paruh tebal, kukuh, tidak terlalu panjang. lubang hidungnya menonjol tinggi ke atas,lubang hidungnya yang lebar tertutup/terlindungi sayap hidung, bersih
Leher. bentuk leher panjang, bagus, tegak lurus dengan posisi kepala yang terangkat seperti dongaknya ular kobra. pangkal leher mengembang, yang merupakan kantong suara.
Badan. dada bidang, punggung agak bungkuk, dan warna lorek-lorek pada bulu badan lembut kulit ketiak lemas, tidak tegang. bulu sayap panjang.bulu sayap yang pertama besar-besar tiap sayap terdiri dari 21 sampai 25lembar bulu. perkutut yang sudah bunyi sayapnya nglengsreh. bodi badan singset.
Kaki. sikap berdirinya sangat kokoh, mantap, dengan capit udang (tulang paha)kanan kiri merapat. jari kaki panjang. sisik kaki kasar, tersusun rapih di bawahdan pada sisik akhir ditutup dengan sebuah sisik besar. warna sisik agak kemerahan,kehitaman, pada telapak kaki bertitik putih.
Ekor. bulu ekor panjang dan mengumpul, makin ke ujung makin mengecil.tombol ekor alias brutu besar, tinggi meruncing dan mendongak ke depan.
Burung bakalan dengan tanda-tanda seperti di atas, besar harapannya menjadi burung yang rajin manggung nantinya, kalau betul-betul dirawat dengan baik.
Lebih bagus lagi kalau bakalan yang akan dibeli itu adalah burung yang telah cukup lama dipelihara orang, dan sudah berbunyi. karena yang paling tepat dalam memilih perkutut adalah dengan mendengarkan bunyi suaranya.
Calon indukan Yang Baik
Syarat utama agar perkutut bisa diternak, mereka sudah jinak atau sudah lama dipelihara.pejantan dipilih dari burung yang suaranya bagus, sehat, rajin berbunyi dengan irama yang baik karena tujuan menernak perkutut ini adalah mendapatkan keturunan yang bunyi suaranya setaraatau mendekati kebagusan bunyi suara induk jantannya
Setelah bunyi suaranya diletahui mutunya, barulah ciri-ciri fisik burung diperhatikan.seberapa jauh hubungan ciri-ciri bentuk anggota badan dan dengan kemerduan bunyi dan volume suaranya ?
Induk betina bisa dibedakan dari pejantannya dengan meraba atau mengamati supitnya (tulang yang terletak di antara oaha dan dibawah anus) burung yang supitnya rapat, biasanya jantan.sedang yang longgar dan lemas biasanya betina. burung betina dahinya tidak berpupur,sedang yang jantan dahinya tedapat semacam bedak keputih-putihan.
Induk betina dipilih yang badannya sehat, jinak, dan sudah cukup umur. walau umur 6 bulan sudah bisa mulai dijodohkan,paling bagus kalau diternak pada umur sekitar 10 bulan.karena pada usia yang lebih tua, sifat keibuannya lebih menonjol, terutama ketika merawat anaknya.
Untuk mendapatkan keturunan yang baik, harus diketahui betul sifat-sifat kedua calon induk perkutut. jangan sembarangan menjodohkan dan bertindak untung-untungan karena car itu bisa mengecewakan, yaitu keturunan yang diperoleh menyimpang dari yang diharapkan.
Sepasang induk yang baik, kalau diternak dengan baik, selama satu tahun bisa diharapkan beranak 4 - 6 kali.
Perkutut tidak terlalu memilih tempat untuk bersarang dimana saja wadah sarang di taruh,ia akan mengatur sendiri sarangnya untuk bertelur. umumnya ia lebih cepat bersarang di tempat terbuka dibanding tempat tertutup. di daerah yang banyak hujan, menaruh sarang di tempat terbuka sering kurang menguntungkan adanya kotak sarang untuk menaruh wadah dan bahan sarang akan sangat menolong keselamatan induk dan anaknya dari pengaruh udara dingin dan kelembapanudara basah
Tempat sarang yang wadah sarangnya berupa keranjang, bangunan sarangnya seringkali berbentuk cekung. dalam sarang ini penetasan telur sering kali gagal, karena burung yang mengeram tidak merasa santai dan cepat lelah. akan tetapi kalau tempat sarang berupa wadah yang
kedalamannya dangkal atau datar, maka bentuk sarangnya pun datar.pada sarang datar ini induk perkutut bisa santai dan mengeram berjam-jam.
Bagi penggemar yang memiliki cita rasa "seni suara perkutut" yang baik, pengalaman serupa itu jelas tidak menyenangkan. merawat bakalan sampai menjadi perkutut yang rajin manggung tidaklah muda, karena membutuhkan perhatian, waktu, tenaga, dan biaya yang tidak sedikit. lebihparah lagi kalau bakalan dulu dibeli dengan harga mahal pula.
Harus Jantan:
Perkutut yang rajin berbunyi dan manggung dengan baik hanyalah yang jantan.di alam bebas, anggungan burung jantan diperdengarkan untuk memikat calon pasangan betinanya.
Jadi bakalan yang akan dipilih dan dipelihara sebagai burung penyanyi haruslah yang jantan. perbedaan kelamin jantan-betina pada perkutut muda, bisa diketahui dengan merabah supitnya (tulang yang terletak di bawah dubur dan di antara pangkal paha).caranya, tubuh burung dipegang dengan tangan kiri, lalu diraba tulang supitnya dengan telunjuk kanan atau ibu jari.kalau bagian supit itu terasa sempit dan keras, tak diragukan lagi, pasti burung jantan kalau terasa renggang dan empuk, pasti burung betina. selain itu bentuk kepala burung jantan umumnya agak besar, lonjong memanjang, dan betinanya kecil agak membulat.
Mendapatkan burung jantan saja belum cukup. untuk mendapatkan calon penyanyi yang baik masih diperlukan sejumlah persyaratan, antara lain ciri-ciri berdasarkan katuranggan dan ciri mathi. umumnya bakalan perkutut belum berbunyi yang bisa diharapkan jadi burung penyanyi, tanda-tandanya sebagai berikut:
Kepala. bentuk agak lonjong memanjang (oval melancip seperti buah pinang muda) matanya bersinar ceriah, terang (warna biru muda atau coklat muda), titik hitam pada bola mata besar, bening. paruh tebal, kukuh, tidak terlalu panjang. lubang hidungnya menonjol tinggi ke atas,lubang hidungnya yang lebar tertutup/terlindungi sayap hidung, bersih
Leher. bentuk leher panjang, bagus, tegak lurus dengan posisi kepala yang terangkat seperti dongaknya ular kobra. pangkal leher mengembang, yang merupakan kantong suara.
Badan. dada bidang, punggung agak bungkuk, dan warna lorek-lorek pada bulu badan lembut kulit ketiak lemas, tidak tegang. bulu sayap panjang.bulu sayap yang pertama besar-besar tiap sayap terdiri dari 21 sampai 25lembar bulu. perkutut yang sudah bunyi sayapnya nglengsreh. bodi badan singset.
Kaki. sikap berdirinya sangat kokoh, mantap, dengan capit udang (tulang paha)kanan kiri merapat. jari kaki panjang. sisik kaki kasar, tersusun rapih di bawahdan pada sisik akhir ditutup dengan sebuah sisik besar. warna sisik agak kemerahan,kehitaman, pada telapak kaki bertitik putih.
Ekor. bulu ekor panjang dan mengumpul, makin ke ujung makin mengecil.tombol ekor alias brutu besar, tinggi meruncing dan mendongak ke depan.
Burung bakalan dengan tanda-tanda seperti di atas, besar harapannya menjadi burung yang rajin manggung nantinya, kalau betul-betul dirawat dengan baik.
Lebih bagus lagi kalau bakalan yang akan dibeli itu adalah burung yang telah cukup lama dipelihara orang, dan sudah berbunyi. karena yang paling tepat dalam memilih perkutut adalah dengan mendengarkan bunyi suaranya.
Calon indukan Yang Baik
Syarat utama agar perkutut bisa diternak, mereka sudah jinak atau sudah lama dipelihara.pejantan dipilih dari burung yang suaranya bagus, sehat, rajin berbunyi dengan irama yang baik karena tujuan menernak perkutut ini adalah mendapatkan keturunan yang bunyi suaranya setaraatau mendekati kebagusan bunyi suara induk jantannya
Setelah bunyi suaranya diletahui mutunya, barulah ciri-ciri fisik burung diperhatikan.seberapa jauh hubungan ciri-ciri bentuk anggota badan dan dengan kemerduan bunyi dan volume suaranya ?
Induk betina bisa dibedakan dari pejantannya dengan meraba atau mengamati supitnya (tulang yang terletak di antara oaha dan dibawah anus) burung yang supitnya rapat, biasanya jantan.sedang yang longgar dan lemas biasanya betina. burung betina dahinya tidak berpupur,sedang yang jantan dahinya tedapat semacam bedak keputih-putihan.
Induk betina dipilih yang badannya sehat, jinak, dan sudah cukup umur. walau umur 6 bulan sudah bisa mulai dijodohkan,paling bagus kalau diternak pada umur sekitar 10 bulan.karena pada usia yang lebih tua, sifat keibuannya lebih menonjol, terutama ketika merawat anaknya.
Untuk mendapatkan keturunan yang baik, harus diketahui betul sifat-sifat kedua calon induk perkutut. jangan sembarangan menjodohkan dan bertindak untung-untungan karena car itu bisa mengecewakan, yaitu keturunan yang diperoleh menyimpang dari yang diharapkan.
Sepasang induk yang baik, kalau diternak dengan baik, selama satu tahun bisa diharapkan beranak 4 - 6 kali.
Perkutut tidak terlalu memilih tempat untuk bersarang dimana saja wadah sarang di taruh,ia akan mengatur sendiri sarangnya untuk bertelur. umumnya ia lebih cepat bersarang di tempat terbuka dibanding tempat tertutup. di daerah yang banyak hujan, menaruh sarang di tempat terbuka sering kurang menguntungkan adanya kotak sarang untuk menaruh wadah dan bahan sarang akan sangat menolong keselamatan induk dan anaknya dari pengaruh udara dingin dan kelembapanudara basah
Tempat sarang yang wadah sarangnya berupa keranjang, bangunan sarangnya seringkali berbentuk cekung. dalam sarang ini penetasan telur sering kali gagal, karena burung yang mengeram tidak merasa santai dan cepat lelah. akan tetapi kalau tempat sarang berupa wadah yang
kedalamannya dangkal atau datar, maka bentuk sarangnya pun datar.pada sarang datar ini induk perkutut bisa santai dan mengeram berjam-jam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar